Suatu ketika Abdullah Bin Umar yang terkenal sebagai sahabat yang paling mengikuti sunnah dari rosulullah mendengar seseorang ketika bersin mengucapkan “Alhamdulillah,wa sholatu wa salamu ‘ala rosulullah”,kemudian dia menegur orang itu dan mengatakan bahwasannya rosulullah memberikan contoh bahwa ketika bersin mengucapkan “Alhamdulillah”,dan tidak memerintahkan untuk bersholawat.
Sungguh demikian peka Abdullah bin umar terhadap sebuah bid’ah atau menambah nambah sesuatu yang baru dalam urusan ibadah.
Bid’ah itu ibarat fatamorgana,sesuatu yang disangka Air yang dapat menghilangkan dahaganya tapi ternyata panas matahari atau api yang dapat membakar tubuhnya.
Ibarat seorang musafir,pelaku bid’ah mengumpulkan bekal yang salah untuk perjalanan sehingga bekal itu tidak bermanfaat bagi perjalanannya kecuali hanya menambah berat bebannya.
‘Aisyah meriwayatkan sebuah hadist berkenaan dengan bid’ah
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya ), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhari dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).
Pelaku bid’ah,.sebesar apapun,sebanyak apapun amalnya semuanya tidak akan berguna dan tidak akan menolongnya ketika menghadapi hari pembalasan di yaumul akhir,karena semua amal ibadahnya tertolak dihadapan Allah ta’ala
Selain tertolak bid’ah juga berpotensi untuk menimbulkan kesesatan dan dosa karena sabda Rosulullah “setiap bid’ah adalah sesat,dan setiap kesesatan adalah bagian dari neraka”
Ibnu jauzi mengatakan bahwa bid’ah itu lebih disukai oleh iblis dari pada dosa besar, dikarenakan pelaku dosa besar itu merasa bahwa apa yang dia lakukan itu adalah sebuah kesalahan sehingga kemungkinan suatu saat dia akan bertaubat dari dosa tersebut,akan tetapi pelaku bid’ah itu justru merasa bahwa apa yang dia lakukan itu adalah sesuatu yang baik yang akan mendatangkan pahala dari Allah sehingga dia tidak akan merasa bahwa dia telah melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya
Ibnu Qoyyim juga mengatakan bahwa dosa bid’ah itu menduduki rangking kedua setelah dosa syirik karena perbuatan bid’ah akan mengantarkan pelakunya kepada perbuatan syirik,seperti bid’ah yang dilakukan di kuburan dan lain sebagainya.
Ketika seseorang sudah sedemikian menyatu dengan perbuatan bid’ah maka dia akan semakin jauh dengan sunnah rosulullah,bisa jadi dia menganggap bahwa perbuatan bid’ahnya itu lebih penting dari sunnah rosulullah.Inilah orang yang tertipu dengan fatamorgana bid’ah.
Wallahu’alam
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya ), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhari dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).
Pelaku bid’ah,.sebesar apapun,sebanyak apapun amalnya semuanya tidak akan berguna dan tidak akan menolongnya ketika menghadapi hari pembalasan di yaumul akhir,karena semua amal ibadahnya tertolak dihadapan Allah ta’ala
Selain tertolak bid’ah juga berpotensi untuk menimbulkan kesesatan dan dosa karena sabda Rosulullah “setiap bid’ah adalah sesat,dan setiap kesesatan adalah bagian dari neraka”
Ibnu jauzi mengatakan bahwa bid’ah itu lebih disukai oleh iblis dari pada dosa besar, dikarenakan pelaku dosa besar itu merasa bahwa apa yang dia lakukan itu adalah sebuah kesalahan sehingga kemungkinan suatu saat dia akan bertaubat dari dosa tersebut,akan tetapi pelaku bid’ah itu justru merasa bahwa apa yang dia lakukan itu adalah sesuatu yang baik yang akan mendatangkan pahala dari Allah sehingga dia tidak akan merasa bahwa dia telah melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya
Ibnu Qoyyim juga mengatakan bahwa dosa bid’ah itu menduduki rangking kedua setelah dosa syirik karena perbuatan bid’ah akan mengantarkan pelakunya kepada perbuatan syirik,seperti bid’ah yang dilakukan di kuburan dan lain sebagainya.
Ketika seseorang sudah sedemikian menyatu dengan perbuatan bid’ah maka dia akan semakin jauh dengan sunnah rosulullah,bisa jadi dia menganggap bahwa perbuatan bid’ahnya itu lebih penting dari sunnah rosulullah.Inilah orang yang tertipu dengan fatamorgana bid’ah.
Wallahu’alam
Astagfirullahal 'adzim..
BalasHapusSemoga kita diberi cukup ilmu untuk mengetahui mana yg bid'ah dan bukan. Terima kasih sharingnya..